MENILAI KONDISI EKONOMI
I. Dampak Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kinerja Bisnis
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan dalam tingkat efektivitas secara umum. Kadangkala pertumbuhan ekonomi kuat, pada saat yang lain pertumbuhan ekonomi lemah.
Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Ketika pertumbuhan ekonomi AS lebih kuat dari yang biasanya, maka total tingkat pendapatan dari para pekerja AS relatif tinggi. Sehingga terdapat volume pengeluaran yang tinggi untuk barang dan jasa. Karena permintaan untuk barang dan jasa tinggi, maka perusahaan yag menjual barang dan jasa akan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.
Bagaimana Dampak ekonomi yang kuat menyebar antar perusahaan.
Dampak dari perekonomian yang lebih kuat dapat menyebar dengan cepat antar bisnis. Ketika pelanggan mulai meningkatkan pengeluarannya, perusahaan mengalami permintaan yang lebih tinggi akan produk-produknya dan bahkan mulai mempekerjakan lebih banyak karyawan guna mengakomodasi peningkatan permintaan. Perusahaan juga mungkin perlu memperluas operasinya yang mengakibatkan peningkatan permintaan untuk perlengkapan, jasa konstruksi dan bahan baku.
Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah
Sementara pertumbuhan ekonomi yang kuat meningkatkan pendapatan perusahaan, pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan rendahnya permintaan akan barang dan jasa, sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan. Bahkan, perusahaan yang memproduksi barang atau jasa kebutuhan pokok dipengaruhi secara negatifoleh perekonomian yang lemah karena pelanggan cenderung mengurangi permintaan mereka.
Ketika pertumbuhan ekonomi adalah negatif untuk dua kartal berturut-turut , maka periode tersebut di sebut sebagai resesi. Karena resesi menimbulkan penurunan dalam penghasilan dan permintaan, maka resesi memiliki dampak negatif yang cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Bagaimana dampak dari ekonomi yang lemah menyebar antar perusahaan. Dampak dari perekonomian yang lemah dapat menyebar dengan cepat ke seluruh bisnis. Ketika kondisi lemah, beberapa bisnis lebih terpengaruh dibanding dengan bisnis lainnya. Meskipun demikian, kebanyakan bisnis dipengaruhi secara negatif oleh kondisi ekonomi karena permintaan akan produk di hampir semua industri menurun.
Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Dua ukuran utama dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat produksi total dari barang dan jasa dalam perekonomian serta jumlah total pengeluaran (pengeluaran agregat). Tingkat produksi total dan total pengeluaran agregat di Amerika Serikat sangat berkaitan erat , karena tingkat pengeluaran konsumen yang tinggi mencerminkan permintaan yang tinggi untuk barang dan jasa. Tingkat produksi total bergantung pada total permintaan akan barang dan jasa.
Indikator alternatif dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Bisnis dapat mengindikasikan apakah kondisi ekonomi membaik. Empat jenis pengangguran adalah sebagai berikut :
- Pengangguran Friksional. Disebut juga dengan tingkat pengangguran alamiah. Mencerminkan orang-orang yang sedang berganti pekerjaan. Yaitu, orang-orang yang status penganggurannya bersifat temporer, karena kemungkinan besar mereka dalam waktu singkat akan memperoleh pekerjaan.
- Pengangguran musiman. Mencerminkan orang-orang yang tidak dibutuhkan selama musim tertentu.
- Pengangguran siklus. Mencerminkan orang-orang yang menganggur karena kondisi perekonomian yang buruk. Ketika tingkat aktivitas ekonomi menurun, sehingga menurunkan kebutuhan akan pekerja.
- Pengangguran struktral. Mencerminkan orang-orang yang menganggur karena mereka tidak memiliki keahlian yang memadai.
Dari keempat jenis pengangguran, tingkat pengangguran siklus mungkin merupakan indikator terbaik dari kondisi perekonomian. Ketika pertumbuhan ekonomi membaik, bisnis merekrut lebih banyak orang dan tingkat pengangguran menurun. Banyak indikator lain dari pertumbuhan ekonomi, seperti indeks prodksi industrial, proyek perumahan baru, dan tingkat penghasilan pribadi, dikumpulkan oleh divisi pemerintah federal dan dilaporkan dalam majalah dan koran bisnis.
Variasi dalam sensitivitas terhadap pertumbuhan ekonomi.
Beberapa perusahaan lebh sensitif dibandingkan dengan perusahaan lainnya terhadap kondisi ekonomi karena permintaan akan produknya lebih sensitif terhadap kondisi semacam itu.
II. Dampak dari Inflasi
Inflasi, adalah kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa secara umum selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat diestimasikan dengan mengukur persentase perubahan dalam ideks harga konsumen, yang mengindikasikan harga dari sejumlah besar produk konsumen seperti produk kebutuhan sehari-hari, perumahan, bahan bakar, layanan kesehatan, dan listrik.
Inflasi dapat meengaruhi beban operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan produk dengan meningkatkan harga dari perlengkapan dan bahan baku. Tingkat inflasi yang lebih tinggi akan menyebabkan peningkatan yang lebih besar lagi dalam beban operasi suatu perusahaan. Pendapatan suatu perusahaan juga tinggi selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan mengenakan harga yang lebih tinggi guna mengompensasikan beban yang lebih tinggi.
Jenis Inflasi
Jenis inflasi dapat diakibatkan oleh kejadila tertnetu yan gmennaikkan biaya produksimisalnya, ketika harga minyak naik, biaya produksi bahan bakar juga naik. Pemasok naahn bakar cenderung untuk menenurkan biaya yang tinggi itu dengan menaikkan hargs bshsn bsksr. Konsekuensinya, konsumen mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk mengantarkan produknya. Jika produsen tidak mencerminkan biaya yang lebih tinggi tersebut, maka produksi akan turun.
Inflasi juga dapat disebabkan oleh permintaan konsumen yang kuat.ketika harga produk barang dan jasa tertarik ke atas karena permintaan konsumen yang kuat, maka terjadilah inflasi yang ditarik oleh permintaan.
III. Dampak Dari Tingkat Bunga
Tingkat bunga menentukan biaya meminjam uang. Tingkat bunga dapat memengaruhi kinerja perusahaan karena memengaruhi beban atau pendapatan perusahaan.
Dampak Terhadap Beban Perusahaan
Perusahaan memantau ketat tingkat bunga karena tingkat bunga menentukan jumlah jumlah dari beban yang harus dikeluarkan oleh bisnis jika perusahaan meminjam uang. Perubahan dalam tingkat bunga pasar dapat memengaruhi beban bunga perusahaan karena tingkat bunga pinjaman yang dikenakan oleh bank komersial dan kreditor lain atas pinjaman perusahaan didasarkan pada tingkat bunga pasar. Bahkan jika suatu perusahaan memperoleh pinjaman dari bank komersial selama beberapa tahun, maka tingkat bunga pinjaman tersebut bisasanya disesuaikan secara periodik berdasarkan tingkat bunga yang berlaku pada saat itu.
Dampak terhadap Pendapatan Perusahaan
Beberapa produk yang dijual oleh perusahaan pada umumnya dibeli secara kredit. Ketika pelanggan membeli mobil baru, pelanggan boleh memberi uang muka dengan jumlah yang kecil dan memperoleh pinjaman untuk memperoleh sisa harga pembelian. Jika tingkat bunga meningkat, maka pelanggan yang membeli mobil baru terpaksa mencicil bualanan denga lebih tinggi. Hal ini dapat membuat beberapa pelanggan tidak jadi membeli mobil bar karena mereka tidak mau atau tidak mampu membayar cicilan yang setinggi itu. Dengan demikian, tingkat bunga yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan permintaan akan mobil baru, sehingga mengakibatkan penjualan yang lebih rendah bagi dealer mobil dan produsen mobil.
Variasi dalam sensitivitas terhadap tingkat suku bunga
Beberapa perusahaan lebih sensitif terhadap perubahan dalam tingkat bunga dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Misalnya saja, perusahaan yang memiliki sedikit pinjaman tidak begitu terpengaruh oleh perubahan dalam tingkat bunga karena beban bunganya tidak akan banyak berubah. Selain itu, perusahaan yang menjual produk atau jasa secara tunai tidak akan mengalami pergeseran besar dalam permintaan akan produknya ketika tingkat bunga berubah.
IV. Bagaimana Harga Pasar ditentukan
Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh perubahan dalam harga yang dikenakan oleh perusahaan untuk produk-produknya (yang memengaruhi pendapata perusahaan) dan dalam harga yang dibayarkan perusahaan untuk perlengkapan dan bahan baku (yang memengaruhi beban operasi perusahaan). Harha produk dan perlengkapan dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran.
Skedul permintaan untuk suatu produk
Permintaan akan suatu produk dapat ditunjukkan dengan skedul permintaan, atau skedul yang mengindikasikan kuantitas dari produk yang akan diminta pada setiap harga yang mungkin.
Skedul penawaran untuk suatu produk
Penawaran akan suatu produk dapat ditunjukan dengan skedul penawaran , atau skedul yang mengindikasikan kuantitas suatu produk yang ditawarkan (diproduksi) oleh perusahaan pada setiap harga yang mungkin.
Hubungan antara Permintaan dan Penawaran
Hubungan antara skedul permintaan dan skedul penawaran menentukan harga. Ketika kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaan melmpaui kuantitas yang diminta oleh pelanggan maka akan menimbulkan apa yang disebut surplus. Ketika harga komputer relatif rendah, kuantitas yang ditawarkan oleh perusahaaan akan lebih sedikit dibandingkan dengan kuantitas yang diminta oleh pelanggan, sehingga menimbulkan apa yang disebut dengan Shortage (kelangkaaan). Dan harga dimana kunatitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan sama dengan kuantitas produk yang diminta oleh pelanggan disebut dengan Harga keseimbangan.
Dampak dari Perubahan Skedul Permintaan dan penawaran
Dengan berlalunya waktu, perubahan kondisi dapat menyebabkan skedul permintaan atau skedul penawaran untuk produk tertentu berubah. Konsekuensinya, harga keseimbangan dari produk tersebut juga akan berubah.
Dampak dari permintaan dan penawaran terhadap tingkst harga umum
Tingkat harga umum adalah rata-rata harga dari semua produk dan jasa yang ada. Jika total permintaan (permintaan agregat) oleh pelanggan untuk seluruh atau kebanyakan produk tiba-tiba meningkat, tingkat harga secara umum dapat naik. Tingkat harga umum juga dapat dipegaruhi oleh pergeseran dalam skedul penawaran dari semua barang dan jasa. Jika skedul penawaran dari semua atau kebanyakan produk tiba-tiba turun , maka tngkat harga umum akan naik.
Faktor-faktor yang memengaruh Harga Pasar
Pergeseran dalam skedul permintaan ataupun penawaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
- Penghasilan Pelanggan. Penghasilan pelanggan menentukan jumlah produkdan jasa yang dapat dibeli oleh seorang individu. Tingkat ekonomi yang tinggi memberikan penghasilan yang lebih tinggi bagi pelanggan. Ketika penghasilan pelanggan meningkat, mereka mungkin saja meminta produk dan jasa tertentu dalam jumlah yang lebih besar. Yaitu, skedul permintaan untuk berbagai barang dan jasa dapat bergeser ke luar sebagai respons terhadap penghasilan yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketika tingkat penghasilan pelanggan turun, maka permintaan mereka akan produk barang dan jasa tertentu menjadi semakin sedikit.
- Preferensi Pelanggan
Ketika preferensi atau selera pelanggan untuk produk tertentu berubah, maka kuantitas permintaan akan produk tersebut oleh pelanggan dapat berubah. Ketika suatu produk menjadi tidak begitu diminati , permintaan untk produk tersebut turun. Surplus yang diakibatkan dapat memaksa perusahaan untuk menurunkan harganya guna menjual apa yang diproduksi oleh perusahaan.
- Beban Produksi
Faktor lain yang dapat memengaruhi harga keseimbangan adalah perubahan dalam beban produksi. Ketika perusahaan mengeluarkan beban yang lebih rendah , maka perusahaan mau memproduksi lebih banyak pada harga berapa pun. Hal ini menyebabkan terjadinya surplus produk , sehingga memaksa perusahaan untuk menurunkan harganya sehingga dapat menjual seluruh produk yang dihasilkan.
V. Pengaruh Permintaan terhadap Kondisi Ekonomi
Pemerintah federal dapat memenagruhi kinerja bisnis dengan memberlakukan peraturan, seperti peraturan mengenai lingkungan , atau dengan memberlakukan kebijakan yang memengaruhi kondisi ekonomi. Untuk memengaruhi kondisi ekonomi pemerintah federal menerapkan kebijakan moneter dan fiskal.
Kebijakan Moneter
Di Amerika Serikat, istilah penawaran uang umumnya mengacu pada tabungan, uang yang beredar di masyarakat dan traveler’s checks. Ini merupakan definisi sempit karena terdapat ukuran yang lebih luas untuk penawaran uang yang memperhitungkan jenis tabungan lainnya. Tanpa memedulikan definisi yang tepat, ukuran uang apapun encerminkan dana yang dapat dipinjamkan oleh lembaga keuangan kepada para peminjam.
Penawaran uang AS dikendalikan oleh Federal Reserve System yang merupakan bank sentral Amerika Serikat. The Fd menetapkan kebijakan moneter yang mewakili keputusan mengenai tingkat penawaran uang di Amerika Serikat dalam jumlah yang mencapai miliaran Dolar seharinya.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal melibatkan keputusan mengena bagaimana pemerintah federal sebaiknya menetapkan tarif pajak dan membelanjakan uang. Keputusan ini relevan bagi bisnis karena keputusan tersebut memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan oleh karena itu dapat memengaruhi permintaan akan produk atau jasa perusahaan.
Revisi tarif Pajak penghasilan orang pribadi
Kebijakan fiskal juga dapat memengaruhi laba setelah pajak bagi perusahaan secara langsung.
Revisi atas pajak khusus
Pajak khusus dikenakan oleh pemerintah federal untuk produk-produk tertentu. Pajak ini menaikkan biaya produksi dari barang-barang tersebut. Konsekuensinya, para produsen cenderung untuk memasukkan pajak ini ke dalam harga yang mereka kenakan untuk produk tersebut. Dengan demikian, pelanggan secara tidak langsung membayar pajak tersebut. Pajak itu juga dapat menurunkan konsumsi dari barang-barang tersebut yang secara tidak langsung memenagruhi harga. Pajak khusus dikenakan pada berbagai produk , termasuk minuman beralkohol dan rokok.
Revisi dalam Defisit Anggaran
Kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah federal menetapkan jumlah pendapatan pajak yang dihasilkan oleh pemrintah federal dan jumlah belanja yang boleh dilakukan oleh pemerintah federal. Jika pemerintah federal membelanjakan lebih dari jumlah pajak yang diterimanya, maka terjadilah apa yang disebut dengan Defisit anggaran Pemerintah Federal.
Ketika pemerintah federal menerima lebih sedikit pendapatan dibandingkan dengan apa yang dibelanjakannya, maka pemerintah federal harus meminjam uang sejumlah selisihnya. Jika pemerintah federal perlu meminjam tambahan dana, maka pemerintah federal tersebut menciptakan permintaan yang tinggi akan dana pinjaman, sehingga mengakibatkan naiknya tingkat bunga .
Pemerintah federal menghadapi dilema ketika mencoba untuk memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah federal mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, maka pemerintah federal dapat mencegah tekanan inflasi yang diakibatkan oleh permintaan yang berlebihan akan produk . kebijakan moneter dan fiskal yang bersifat restriktif dapat digunakan untuk tujuan ini. Kebijakan ekonomi yang restriktif mengarah pada pertumbuhan yang rendah dari penawaran uang sejalan dengan waktu, sehingga cenderung menenkan tingkat bunga ke atas. Hal ini menghambat permintaan akan pinjaman dan oleh karena itu menurunkan total pengeluaran dalam perekonomian.
Meskpun kebijakan moneter dan fiskal yang restrktif dapat mempertahankan inflasi tetap rendah, ada kerugian penting yang terlibat. Tingkat pengangguran mungkin saja lebih tinggi ketika perekonomian stagnan. Pemerintah federal dapat menggunakan kebijakan yang lebih stimuatif guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Menskipun kebijakan-kebijakan ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kebijakan-kebijakan tersebut juga dapat menimbulkan inflasi yang lebih tinggi.
Jarang sekali tercapai knsensus mengenai apakah pemerintah sebaiknya menggunakan kebijakakan yang stimulatif atau restriktif pada saat tertentu. Selama akhir 1990-an, pemerintah menggunakan kebijakan moneter yang stimulatif karena inflasi sangat rendah dan tidak diperkirakan akan menjadi masalah yang sangat serius. Kebijakan moneter ini membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama periode tersebut. Ketika perekonomian melemah, pada awal tahun 2000-1n, kebijakan ekonomi yang stimulatif digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Manajer perusahaan pada umumnya mencoba untuk meramalkan bagaimana kebijakan fiskal dan moneter masa depan akan memengaruhi kondisi perekonomian. Kemudian, mereka menggunakan informasi ini untuk meramalkan permintaan akan produk perusahaan , biaya tenaga kerja dan bahan baku, seta beban bunga perusahaan. Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa produsen mobil meramalkan bahwa tingkat bunga tahun depan untuk pinjaman konsumen akan turun sebesar 2 persen. Ramalan tingkat bunga ini akan digunakan untuk meramalkan permintaan mobil yang yang diproduksi oleh perusahaan. Tingkat bunga yang lebih rendah kemungkinan besar akan mengarak ke arah permintaan ayng lebih tingi , karena lebih banyak pelanggan bersedia mendalanai pembelian mobil baru. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut yakin bahwa untuk setiap penurunan sebesar 1 persen dalam tingkat bunga , permintaan akan mobil yang dihaslkan perusahaan akan meningkat sebesar 3 persen. Dengan demikian, perusahaan tersebut mengantisipasi kenaikan sebesar 6 persen dalam volume penjualan dalam satu tahun.