Powered By Blogger

Jumat, 23 Desember 2011

Pidato : Peranan Pelajar Terhadap Prestasi Bangsa


Dewan juri yang saya hormati
Para Panitia yang saya Hormati, dan
Para peserta lomba pidato sekalian yang berbahagia dan yang saya hormati
            Assalamualaikum WR.Wb.
Alhamdulillahi rabbil’alamin wal’aqibatulilmuttaqin wala’udwaana illa ‘aladdholimin wa’ala alihi washahbihi ajmain. Amma ba’du
Pertama dan yang paling utama, terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji beserta syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kita semua dapat berkumpul di tempat yang sederhana ini guna melaksanakan suatu perlombaan pidato. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam Rasulullah SAW, beserta para keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in tabi’atnya, termasuk kita sekalian selaku umatnya mudah-mudahan mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT amin ya Rabbal ‘alamin.
Hadirin wal hadirat yang saya hormati,
Kita adalah pelajar, maka kita harus tahu akan status dan peran kita. Status kita adalah pelajar maka peran kita adalah belajar dengan sebaik-baiknya. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa “hakikat pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok”. Ketika pemuda hari ini sudah kehilangan kesadaran akan status dan perannya, maka apakah pemuda yang seperti itu yang akan memimpin negeri seribu cerita tentang kekayaan alamnya ini. Sedangkan dalam sejarah kehidupan kebangsaan Indonesia, peranan pemuda sebagai kaum intelektual muda tidak bisa dipisahkan. Mereka selalu menjadi penggagas, pelopor dan penggerak dalam setiap upaya perubahan semenjak kita belum merdeka. Para pemudalah yang menorehkan kemerdekaan di bumi yang bergelar jamrud khatulistiwa ini. Tetapi, keadaan para pemuda di zaman kemerdekaan sekarang ini sungguh bertolak belakang dengan keadaan para pemuda di zaman sebelum kemerdekaan dahulu. Pemuda sekarang lebih memikirkan kepentingan pribadi dan mengesampingkan bahkan sampai mengacuhkan serta tidak mempedulikan kepentingan orang lain apalagi kepentingan negaranya.


Bung Karno jelas ingin menunjukkan bahwa kekuatan pemuda sangat besar. Dengan sepuluh orang pemuda, Ia yakin dapat mengguncangkan dunia. Ini berarti keberadaan pemuda Indonesia merupakan sebuah potensi besar yang dimiliki bangsa ini. Tanpa pemuda, maka kehidupan sebuah bangsa dapat dikatakan tidak memiliki masa depan. Siapa yang akan menggantikan para pemimpin-pemimpin jika bukan para pemuda? Siapa yang akan mengharumkan nama bangsa jika bukan pemuda?. Jika dianalogikan, sebuah negara tanpa pelajar itu bagaikan malam tanpa bintang, bunga tanpa kumbang, bangunan tanpa tiang, bagaikan sarang , sungguh kasihan. Itulah pemuda. Pemuda bahkan Pelajar yang dalam kehidupannya tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab sebagai kaum terpelajar. Jika hari ini kegiatan Pelajar berorientasi pada hedonisme (hura-hura dan kesenangan) maka berarti telah berada di persimpangan jalan. Jika Pelajar hari ini lebih suka mengisi waktu luang mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu dan mau ambil tahu tentang perubahan di negeri ini, jika hari ini Pelajar lebih suka dengan kegiatan festival musik dan kompetisi entertainment dengan alasan kreatifitas, dibanding memperhatikan dan memperbaiki kondisi masyarakat dan mengalihkan kreatifitasnya pada hal-hal yang lebih ilmiah dan menyentuh ke rakyat,  maka Pelajar semacam ini adalah potret generasi yang hilang, yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan pelajar.
Hadirin wal hadirat yang saya hormati,
Olehnya, kita harus menanyakan kepada diri kita semua , pernahkah kita berkaca pada keadaan bangsa dan kehidupan sosial di sekitar kita dimana semakin banyak manusia yang cacat secara fisik ataupun mental ? lalu, berapa jumlah remaja/pemuda yang mengunjungi cafe atau tempat-tempat hiburan lainnya dengan jumlah remaja/pemuda yang mengunjungi museum atau tempat-tempat bersejarah yang ada di sekitar kita ? mungkin dari situ kita semua dapat tahu seberapa besar jumlah remaja/pemuda yang sadar dan peduli dengan percepatan yang terjadi di negara kita.
pemuda sekarang lebih peduli akan keteraturan modernisasi yang berkembang saat ini. mencoba mengikuti arus dengan "telanjang" dan berdalih mengejar pengakuan akan tingkat intelektual yang sebenarnya memiliki esensi yang samar. terpaku akan proklamasi kemerdekaan tahun 1945 lalu terbuai akan doktrin bahwa negara kita telah merdeka. namun pada kenyataannya, negara kita masih belum merdeka. tapi lucunya lagi, dengan tanpa kita sadari bahwa yang terjadi adalah hampir sebagian besar dari kita adalah sebagai "penjajah"nya. sikap kita yang sering menutup mata, telinga, dan mulut kita akan hal-hal yang terjadi di sekitar kita. dan menurut saya itu bukan budaya hidup kita. budaya luhur warisan para pejuang kemerdekaan negara kita yang hematnya harus kita lestarikan dalam setiap sisi kehidupan. budaya yang berazas 'satu bangsa, bangsa indonesia...satu tanah air, tumpah darah Indonesia'. budaya yang seharusnya tetap kokoh menancap itu sekarang telah hilang.
Hadirin wal hadirat yang saya hormati,
Dalam menanggapi peranan Pelajar sekaligus pemuda dalam menganggulangi kondisi RI, sebenarnya banyak sekali peran yang dapat dilakukan. Pelajar selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa, baik sebagai pelopor, penggerak bahkan sebagai pengambil keputusan. Pelajar mempunyai pemikiran yang kritis terhadap masalah yang ada disekitar, mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat, dan bisa juga memperjuangkan aspirasi masyarakat. Secara umum peran pelajar antara lain, sebagai penyampai kebenaran, sebagai agen perubahan, dan yang paling utama sebagai generasi penerus bangsa.
Dengan sifat keintelektual dan idealismenya, pelajar lahir dan tumbuh menjadi entitas (model) yang memiliki paradigma ilmiah dalam memandang persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. Ciri dan gaya pelajar terletak pada ide atau gagasan yang luhur dalam menawarkan solusi atas persoalan-persoalan yang ada. Olehnya, pelajar dituntut supaya bisa mengikuti perkembangan zaman, mempunyai sikap kritis terhadap lingkungan, mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi, dan masih banyak lainnya. Kita sebagai pelajar jangan hanya sekedar menjadi pelajar, tetapi kita harus bisa mengembangkan potensi diri kita, mengembangkan jiwa sosial, dan juga kemampuan softskill dan hardskill. Dan yang paling utama yaitu kita sebagai pelajar harus bisa membawa negara ini kedalam perubahan yang lebih baik.
Generasi muda adalah the leader of tomorrow. Makanya di tangan kaum mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan. Jika kaum mudanya memiliki semangat dan kemampuan untuk membangun bangsa dan negaranya, maka sesungguhnya semuanya itu akan kembali kepadanya. Hasil pembangunan dalam aspek apapun sebenarnya adalah untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya. Demikianlah hadirin sekalian peran pelajar sekaligus pemuda bagi bangsa dan negaranya.
Hadirin wal hadirat yang saya hormati,
Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb.



Senin, 27 Juni 2011

Karya Ilmiah tentang Perbandingan minat siswa-siswi SMAN 1 Maros terhadap film Indonesia dengan film Barat atau Asia


     Tulisan ini adalah hasil karya dan kerja keras kami berdua, semoga dapat bermanfaat.... ^^


Lembar Pengesahan

Judul Penelitian            :  Perbandingan Minat Siswa-Siswi SMAN 1 Maros Terhadap Film Indonesia dengan Film Barat atau Asia
Atas Nama Siswa          :
ü  Nama          : Fadilah Madjid
Nis               : 0910923

ü  Nama          : Sri Wahyuni
Nis               : 0910886

Telah menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Perbandingan Minat Siswa-Siswi SMAN 1 Maros Terhadap Film Indonesia dengan Film Barat atau Asia ” sebagai persyaratan memenuhi salah satu tugas dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Demikian lembar pengesahan ini kami buat untuk diperiksa dan disetujui oleh pembimbing  Bahasa Indonesia SMAN 1 Maros.

Maros, 28 April 2011

Mengetahui,



Kepala Sekolah SMAN 1 Maros                                                       Guru Pembimbing



  Drs. H. Muslimin,  Zn.M.Pd.I.                                                       Dra. Arni Anggrainy
  Nip. 19601231 198803 1 105                                                        Nip. 19661118 199203 2 009








Kata Pengantar

Bismillahirahmanirahim, tidak ada kata permulaan yang paling tepat kecuali memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan seizin-Nya lah, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “PERBANDINGAN MINAT SISWA-SISWI SMA NEGERI 1 MAROS TERHADAP FILM INDONESIA DENGAN FILM BARAT ATAU ASIA”.
Ucapan terima kasih tak terhingga kami haturkan kepada Ibu Guru pengajar yang tak henti-hentinya memberikan arahan dan motivasi sehingga Karya Tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhirnya, sesuai kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, kami menyadari kekurangan kami, dan kami berharap kepada berbagai pihak untuk memberikan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan Karya Tulis ini ke depannya. Semoga karya Tulis ini dapat bermanfaat dan digunakan oleh berbagai pihak terkhusus dari para teman-teman sepelajar sekalian.
Terima Kasih


Maros, April  2011

Penulis



Daftar Isi

Halaman Judul .................................................................................................................           i
Lembar Pengesahan .......................................................................................................            ii
Kata Pengantar ................................................................................................................           iii
Daftar Isi ..........................................................................................................................                          iv
Bab  1       Pendahuluan .....................................................................................................          1
1.1      Latar Belakang .........................................................................................................                   1
1.2      Rumusan Masalah ...................................................................................................   4
1.3      Tujuan Penulisan .....................................................................................................   4
1.4      Manfaat Penelitian ..................................................................................................   5
1.5      Metode Penelitian ...................................................................................................  5
Bab  2       Landasan Teori ..................................................................................................           6
2.1    Definisi Film Menurut Wikipedia .............................................................................     6
2.2    Sejarah Film Indonesia ............................................................................................    8
2.3    Hakikat dan Keberadaan Film Asing ........................................................................     9
2.4    Pengertian Pelajar ...................................................................................................   10
Bab  3       Analisis Data .....................................................................................................           11
Bab  4       Hasil Penelitian .................................................................................................          14
Bab  5       Pembahasan Data .............................................................................................           16
Bab  6       Penutup ............................................................................................................          19
6.1    Kesimpulan ..............................................................................................................  19
6.2    Saran ........................................................................................................................                 20
Lampiran  .........................................................................................................................                          21
Daftar Pustaka .................................................................................................................           23
Biografi Penulis ................................................................................................................         24



“PERBANDINGAN MINAT SISWA-SISWI SMA NEGERI 1 MAROS
TERHADAP FILM INDONESIA DENGAN FILM BARAT ATAU ASIA”

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Seperti yang telah kita ketahui bersama, kata “Film” merupakan sesuatu yang tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Semua orang, mulai dari anak-anak , remaja, tua, bahkan lanjut usia , senang menonton film. Sayangnya, perkembangan film ini terlihat mengalami kemunduran dan ada kecenderungan para penikmat film terhadap film-film asli luar negeri, seperti film Barat atau Asia.
Meskipun demikian, belakangan ini pergerakan komunitas film yang telah menyusup hingga ke pelosok Indonesia makin terasa kuat dan tak terpatahkan. Terlebih lagi dengan adanya arus globalisasi yang menyatu dalam berbagai aspek kehidupan, hingga dalam kancah perfilman juga mendapat pengaruh, sehingga mendorong globalisasi ini menimbulkan kesadaran bagi beberapa pihak untuk lebih melestarikan dan memperkuat jati diri bangsa, sebelum globalisasi ini mulai menguasai keseluruhan aspek, termasuk teknologi informasi dan komunikasi dan bahkan transportasi yang sangat berpeluang untuk menjadi bagian dari arus globalisasi tersebut. Oleh karena itu, era globalisasi adalah suatu realitas baru yang mau tidak mau harus dihadapi oleh semua pihak, dan seluruh lapisan masyarakatpun harus dipersiapkan sebaik-baiknya untuk menghadapi realitas tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu kajian yang lebih mendalam tentang aspek-aspek perfilman, khususnya film-film asli buatan Indonesia, sehingga tidak terjadi kecondongan para penikmat film ke arah film-film non buatan Indonesia. Meskipun memang terkadang terdapat hal-hal tertentu yang berasal dari film Indonesia itu sendiri yang menjadi pendorong bagi para peminatnya hingga menjadi enggan untuk menonton film tersebut. Seperti adanya unsur pornografi dan pornoaksi.
Olehnya, hal yang dapat kita soroti adalah dengan mengutamakan kualitas dari pada
kuantitas , dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum. Oleh karena itu, untuk
lebih mengetahui mengenai apa saja yang dapat menjadi indikator yang dapat membantu dalam meningkatkan kualitas dan peminat film Indonesia, maka kami memutuskan untuk mengadakan suatu penelitian mengenai “Minat Kaum Remaja Terhadap Film-Film Indonesia”  sebagai bahan untuk mengadakan perbandingan dengan film-film asli buatan luar negeri / asing.
Remaja, sebagai pihak terbanyak sekaligus konsumer film terbesar merupakan aset yang paling penting dalam mengukur sesuatu hasil produksi seperti film. Sayangnya, kaum remaja adalah kaum yang selalu mengikuti arus zaman sehingga berbagai pengaruh dari luar sangat mudah untuk mereka serap.
Di SMAN 1 Maros khususnya, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin mendorong para siswa dan siswi untuk selalu  mengikuti arah perkembangan zaman. Acap kali, terdapat siswa dan siswi yang khusus membuka internet hanya untuk melihat tayangan film terbaru, yang tidak jarang merupakan film-film asing. Tidak hanya itu, rasa gemar mereka terhadap film asing tersebut memang timbul dikarenakan efek yang luar biasa dari film yang mereka tonton. Sebut saja film “Harry Potter”, “The Lord of The Rings”, “Mermaidia” yang berasal dari dunia barat dan film Asia seperti ‘Boys Before Flowers” yang merupakan contoh-contoh film Asing, yang apabila ditanyakan kepada siswa-siswi SMAN 1 Maros , sebagian besar dari mereka pasti mengetahuinya dikarenakan rasa gemar dan minat mereka yang begitu besar.
Bila diperhatikan, film-film Asing tersebut menjadi populer dikarenakan kualitas produksinya yang memang sangat baik. Kemampuan dalam memproduksi film Asing tersebut dapat menimbulkan kesan berupa imajinasi yang sungguh luar biasa, sehingga penikmat film menjadi menyukainya. Namun, bila dibandingkan dengan film asli buatan Indonesia juga tidak kalah menariknya. Sebut saja “ayat-ayat cinta”, “Naga Bonar”, atau bahkan “laskar pelangi” , yang bahkan menembus dunia Internasional, terbukti dalam penghargaan yang diterimanya sebagai film edukasi terbaik , membuktikan bahwa masih ada banyak harapan bagi film-film Asli buatan Indonesia untuk dapat bersaing dengan film-film asing, bahkan hingga ke kancah Internasional.
Olehnya, berdasarkan penjelasan di atas, kami menyimpulkan bahwa film Indonesia bukanlah film yang buruk, tidak berkualitas, atau bahkan film yang tidak mampu untuk bersaing dengan film-film asing buatan luar negeri, namun terdapat sesuatu hal tertentu yang  mendorong  film buatan Indonesia menjadi tertinggal dari film buatan luar negeri / asing. Maka dari itu, penelitian yang kami lakukan kali ini akan mengkaji mengenai pendapat dan pemikiran siswa- siswi SMAN 1 Maros untuk mengetahui seberapa besar minat mereka terhadap film Indonesia dan apa sajakah yang dapat mempengaruhi minat mereka tersebut yang kemudian akan kami jadikan sebagai bahan dan dasar untuk melakukan “Perbandingan Minat Siswa-Siswi SMAN 1 Maros Terhadap film Indonesia dengan film Barat atau Asia”.



1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dikupas dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
a.       Adakah minat siswa-siswi SMAN 1 Maros terhadap film Indonesia dengan film Barat atau film Asia?

b.      Apa saja manfaat yang dapat diperoleh siswa-siswi SMAN 1 Maros dari tayangan film Indonesia dengan film Barat atau Asia ?

c.       Bagaimana cara meningkatkan minat siswa SMAN 1 Maros terhadapfilm Indonesia, dan mengurangi minat mereka terhadap film-film asing seperti film Barat atau Asia ?

d.      Bagaimana pengaruh film Indonesia dan film Barat atau Asia terhadap mata pelajaran siswa-siswi SMAN 1 Maros ?

1.3. TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah  :
a. Untuk mengetahui minat Siswa SMAN 1 Maros terhadap film Indonesia, dengan film Barat atau Asia.
b. Untuk mengetahui manfaat yang dapat diperoleh siswa-sisiw SMAN 1 Maros dari dari tayangan film Indonesia dengan film Barat atau Asia.
c. Untuk mengetahui cara meningkatkan minat Siswa SMAN 1 Maros terhadap film Indonesia, dan mengurangi minat terhadap film Barat atau Asia.
d. Untuk mengetahui pengaruh film Indonesia dan film Barat atau Asia terhadap mata pelajaran siswa.

1.4. MANFAAT PENELITIAN
a. Menambah pengetahuan / wawasan setiap pembaca mengenai berbagai tayangan film di layar kaca.
b. Setiap pembaca dapat berfikir positif dan mengambil manfaat dari setiap tayangan film yang ditonton.
c. Dapat dijadikan sebagai sumber atau referensi bagi pihak-pihak lain yang sedang melakukan penelitian.
d. Dapat menjadi acuan bagi orang tua agar lebih mengawasi lagi anaknya dalam menonton berbagai tayangan di televisi sehingga tidak mendapat pengaruh negative yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pola pikir dan sikap anak mereka yaitu siswa-siswi SMAN 1 Maros.

1.5. METODE PENELITIAN
a. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lingkungan SMAN 1 Maros pada tanggal 24 Februari 2011
b. Subjek Penelitian
subjek penelitian adalah adalah siswa-siswi SMAN 1 Maros meliputi 30 orang dari kelas X yang diambil sebagai sample atau responden pada penelitian ini.
c. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa angket yang disebarkan kepada 30 siswa responden dari kelas X.



BAB II
LANDASAN TEORI
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat  sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).
Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya;
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar.
Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film  cerita dapat  diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa.
Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah filmcerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil

akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yeng mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
2.2         Sejarah Film Indonesia
Perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Nike Ardilla, Paramitha Rusady. Pada tahun-tahun itu acara Festival Film Indonesia masih diadakan tiap tahun untuk memberikan penghargaan kepada insan film Indonesia pada saat itu. Salah satu gambaran tentang kesuksesan tersebut penyelenggaraan Festival Film Indonesia diselenggarakan di daerah-daerah dengan antusis oleh masyarakat. Tetapi karena satu dan lain hal perfilman Indonesia semakin jeblok pada tahun 90-an yang membuat hampir semua film Indonesia berkutat dalam tema-tema yang khusus orang dewasa. Pada saat itu film Indonesia sudah tidak menjadi tuan rumah lagi di negara sendiri. Film-film dari Hollywood dan Hong Kong telah merebut posisi tersebut.

Hal tersebut berlangsung sampai pada awal abad baru, muncul film Petualangan Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf, penyanyi cilik penuh bakat Indonesia.



2.3              Hakikat dan Keberadaan Film Asing

Film asing yang terdiri atas film Barat atau Asia merupakan film buatan luar negeri yang tujuan pembuatannya tidak jauh beda dengan film-film buatan dalam negeri. Pada umumnya, tujuan pembuatan film asing ini adalah untuk mengejar keuntungan ekonomi. Olehnya, film barat biasanya dibuat dengan tujuan untuk bersaing dengan film-film asing lainnya sehingga film yang mampu bertahan yang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pada film-film lainnya.

Tidak hanya itu, tidak jarang juga tujuan penciptaan sebuah film itu adalah untuk mempromosikan nilai-nilai budaya suatu bangsa. Namun, film Barat ataupun Asia umumnya memang hanya sebatas pada tujuan atau dorongan dari faktor ekonomi.

Film Asing khususnya film Barat atau Asia umumnya banyak mengandung adegan-adegan  yang tak senonoh dan tidak bermoral. Hal tersebutlah yang menjadikan film Barat atau Asia juga agak ditentang oleh sebagian orang yang merasa bahwa film Barat atau Asia tersebut sudah tidak pantas untuk ditonton oleh masyarakat.

Sayangnya, meskipun film Barat atau Asia mengandung banyak pengaruh negatif, film Barat atau Asia juga tidak berarti dapat dicekal penayangannya di masyarakat sebab film Barat atau Asia juga berperan dalam memberikan sumbangan pajak bagi bangsa. Setiap film Barat atau Asia yang diputar di Indonesia haruslah dikenakan pungutan yang berarti dapat menambah kas bagi negara yang bersangkutan. Hal tersebutlah yang juga menjadi salah satu faktor sehingga film Barat atau Asia juga tidak dapat dengan seenaknya dihentikan penayangannya sebab dapat memberikan sumbangsih besar bagi perekonomian bangsa.



2.4. Pengertian Pelajar

Sebutan “Pelajar” diberikan kepada peserta didik yang sedang mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik dalam arti luas. Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolungan, 1997).

Peserta didik dalam arti sempit inilah yang disebut sebagai pelajar. Dikatakan pelajar sebab mereka mengikuti pembelajaran dalam konteks pendidikan formal , yakni pendidikan di sekolah. Melalui pendidikan formal inilah pelajar diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Sosial, Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan masih banyak lagi. Diharapkan, selama mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa mampu mengembangkan dirinya baik secara social, emosi, intelektual, bahasa, moral dan kepribadian ke arah positif yang diinginkan semua orang. Perkembangan yang dialami pelajar berbeda-beda. Tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Tidak selamanya perkembangan pada diri pelajar menuju pada hal positif. Adakalanya beberapa pelajar justru menunjukkan perkembangan ke arah negatif, salah satunya aksi premanisme yang marak dilakukan oleh pelajar di berbagai daerah saat ini.
Sangat disayangkan, sebab hakikat seorang pelajar adalah belajar dan menuntut ilmu.







BAB III

ANALISIS DATA

Dalam melaksanakan penelitian ini, kami mengambil siswa-siswi SMAN 1 Maros kelas X sejumlah 30 orang. Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan pertanyaan-pertanyaan melalui kuosioner berupa angket. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Pertanyaan diberikan dalam bentuk pilihan, artinya, ada beberapa alternatif jawaban yang disesuaikan pada minat dan keadaan siswa-siswi yang sebenarnya.


NO

PERTANYAAN
JAWABAN

KESIMPULAN
A
B
C
D
1.
Apakah Anda mengenal film Barat atau Asia ?
28
1
1

Sebagian besar siswa-siswi SMAN 1 Maros yang terdiri dari 30 siswa, terdapat 28 siswa yang mengenal film Barat atau Asia, 1 siswa tidak mengenal, dan 1 lagi tidak mengenal film Barat ataupun Asia.
2.
Manakah jenis film yang paling Anda sukai ?
7
23


Siswa SMAN 1 Maros, yang terdiri dari 30 siswa, ternyata sebanyak 23 orang lebih menyukai film Barat atau Asia dan 7 orang yang lebih menyukai film Indonesia dari pada film Barat atau Asia.








3.
Apakah manfaat penting yang dapat Anda peroleh dari menonton film Indonesia dan film Barat atau Asia ?
9
11
10

Sebagian besar siswa SMAN 1 Maros menjadikan tontonan film Indonesia serta film Barat atau Asia sebagai sarana untuk refreshing.

4
Menurut Anda, orang lebih memilih menonton film Barat dibanding film Indonesia karena ?
6
11
1
12
Orang-orang lebih memilih menonton film Barat atau Asia dibandingkan dengan film Indonesia karena alasan pemerannya, alurnya yang menantang, serta karena settingnya yang unik dan menarik.

5
Berapa persenkah minat anda untuk mau menonton film Indonesia ?
15
6
3
6
Sebagian besar siswa SMAN 1 Maros hanya memiliki minat sebesar 30 % terhadap film Indonesia
6
Menonton film Barat atau Asia membuat Anda menjadi ketagihan. Setujukah Anda dengan pendapat itu ?
16
14


Sebagian besar siswa SMAN 1 Maros menjadi ketagihan terhadap film Barat atau Asia.
7
Menurut Anda, bagaimanakah cara menurunkan minat terhadap film Barat atau
24
4
2

Cara menurunkan minat terhadap film Barat atau Asia adalah dengan meningkatkan kualitas

 Asia ?




 film Indonesia.

8
Bagaimanakah pengaruh film Barat atau Asia terhadap mata pelajaran Anda ?
18
12


Film Barat atau Asia berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
9
Menurut Anda, manakah film yang memiliki pengaruh yang paling banyak terhadap mata pelajaran siswa ?
19
11


Film Barat atau Asia memiliki pengaruh yang paling banyak terhadap mata pelajaran siswa.
10
Apakah orang tua juga berperan penting dalam mempengaruhi Anda menonton film Barat atau Asia ?
17
13


Orang tua memiliki peranan penting dalam mempengaruhi siswa dalam menonton film Barat atau Asia.



                                                                                                                                      



BAB IV
HASIL PENELITIAN

Berdasarkan tabel pada analisis data, kami mengelompokkan jawaban responden berdasarkan apa yang mereka pilih :
1.      Sebanyak 93,34 % responden memilih bahwa mereka mengenal film Barat atau Asia, sebanyak 3,33 % tidak mengenal, dan 33,3 % kurang mengetahui tentang film Barat atau Asia.

2.      Sebanyak 23,34 % responden memilih bahwa jenis film yang paling mereka sukai adalah film Barat atau Asia , sedangkan sebanyak 76,66 % responden menyukai film Indonesia.

3.      Sebanyak 30 % responden memilih bahwa manfaat penting yang dapat diperoleh dari menonton film Indonesia , serta film Barat atau Asia adalah dapat menambah wawasan, 36,67 % memilih sebagai sarana untuk refreshing, dan sisanya sebesar 33,33 % adalah untuk mengisi waktu.

4.      Sebanyak 20 % responden memilih bahwa orang-orang lebih memilih film Barat dibanding film Indonesia karena pemerannya, 36,67 % karena alurnya menantang, dan 3,33 % karena settingnya yang unik dan menarik, serta sebesar 40 % memilih ketiga  alasan tersebut di atas.

5.      Sebanyak 50 % responden memilih bahwa besar minat mereka untuk mau menonton film Indonesia adalah sebesar 30 %, 20 %, responden memiliki minat sebesar 50 %, 10 % responden memiliki minat sebesar 75 %, dan sisanya 20 %  responden memiliki minat 100 % untuk mau menonton film Indonesia.

6.      Sebanyak 53,34 % responden memilih bahwa menonton film Barat atau Asia membuat mereka menjadi ketagihan , sedangkan sisanya sebanyak 46,66 % responden memilih bahwa menonton film Barat atau Asia tidak membuat mereka menjadi ketagihan.

7.      Sebanyak 80 % responden memilih bahwa cara menurunkan minat terhadap film Barat atau Asia adalah dengan meningkatkan kualitas film Indonesia , 13,34 % memilih dengan cara melarang penayangan film-film Barat atau Asia, sedangkan sebanyak 6,66 % responden memilih untuk menurunkan minat terhadap film Barat atau Asia dengan cara menambah jam tayang film-film buatan Indonesia.

8.      Sebanyak 60 % responden memilih bahwa pengaruh film Barat atau Asia adalah meningkatkan minat belajar mereka, sedangkan sisanya sebesar 40 % memilih film Barat atau Asia dapat menurunkan minat belajar siswa.

9.      Sebanyak 63,34 % responden memilih bahwa film yang memiliki pengaruh paling banyak terhadap mata pelajaran mereka adalah film Barat atau Asia dengan berbagai alasan, dan sebanyak 36,66 % memilih film Indonesia.

10.  Sebanyak 56,67 % responden memilih bahwa orang tua turut berperan penting dalam mempengaruhi minat mereka dalam menonton film Barat atau Asia. Dan sebesar 43,33 % memilih tidak.



BAB V

PEMBAHASAN DATA

Siswa SMAN 1 Maros sebahagian besar telah mengenal dan mengetahui tentang film Barat atau Asia, meskipun masih terdapat beberapa siswa yang kurang tahu atau bahkan tidak mengenali film Barat atau Asia tersebut. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa film Barat atau Asialah yang paling mereka sukai. Hal tersebut dikarenakan film Barat atau Asia , merupakan film yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua dan selalu kita jumpai dalam berbagai media massa, seperti melalui Internet, koran, Majallah, Tabloid, Televisi, dan sebagainya dalam hal pengenalannya terhadap masyarakat. Meskipun demikian, film indonesia juga tetap memiliki peminat meskipun tak sebanyak peminat film Barat atau Asia.

Sayangnya, minat siswa SMAN 1 Maros tidak dibarengi dengan manfaat penting yang dapat mereka peroleh dari tontonan asing tersebut. Kebanyakan siswa menonton film Barat atau Asia semata-mata hanya untuk refreshing saja atau sekedar untuk mengisi waktu. Padahal, minat mereka yang besar dalam menonton film Barat atau Asia juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah wawasan mereka agar semakin luas, terutama terhadap pengetahuan-pengetahuan asing yang jarang mereka dapatkan  di dalam sekolah. Hanya sebesar 30 % saja dari siswa SMAN 1 Maros yang sadar dan dapat memetik manfaat dari setiap film yang telah mereka tonton.

Pada dasarnya, minat siswa SMAN 1 Maros terhadap film Barat atau Asia lebih besar ketimbang film Indonesia merupakan sesuatu hal yang wajar melihat kemampuan produksi film asing yang begitu hebat dalam membuat dan menyatukan antara kesesuaian pemeran, serta alur dan settingnya yang sangat unikdan menarik. Hal tersebut disetujui oleh sebahagian besar siswa SMAN 1 Maros. Bahwa ketiga faktor tersebut menjadi pendorong bagi mereka untuk lebih memilih menonton film Barat atau Asia dibandingkan dengan menonton film-film Indonesia. Selain itu, juga menjadi faktor yang sangat penting adalah kemampuan film-film asing dalam merekayasa film buatan mereka tersebut dengan menggunakan teknologi yang modern, sound effect yang baik, serta
effect visual yang ditimbulkanmenyebabkan film Barat atau Asia lebih digemari dan lebih ditonton oleh orang banyak dibandingkan dengan film Indonesia yang sebagian besar ceritanya meniru film-film buatan luar negeri.

Secara keseluruhan, siswa SMAN 1 Maros menyatakan bahwa minat mereka untuk mau menonton film Indonesia hanya sebesar 30 %. Meskipun demikian, film Indonesia juga memiliki peminat yang betul-betul 100 % mau dan cinta terhadap film Indonesia denganalasan bahwa film-film Barat banyak menampilkan adegan-adegan yang tak bermoral dan tak senonoh yang sebenarnya merupakan film yang tidak pantas untuk kita tonton karena tidak sesuai dengan adat ketimuran yang kita miliki. Film-film Barat telah berpengaruh besar dalam mendistribusikan efek-efek atau pengaruh-pengaruh negatif yang dapat merusak moral generasi muda penerus bangsa terutama kita semua siswa SMAN 1 Maros sebagai remaja yang paling potensial untuk menerima pengaruh negatif tersebut.

Selain film Barat atau Asia telah mempengaruhi dan memberikan dampak negatif terhadap siswa SMAN 1 Maros, film Barat atau Asia juga telah menyebabkan siswa-siswi SMAN 1 Maros menjadi ketagihan dalam menonton film asing tersebut sehingga terjadilah kecenderungan siswa SMAN 1 Maros terhadap film Barat atau Asia dibandingkan film indonesia yang sebenarnya telah dibuat dengan mengkondisikan sedemikian rupa keadaan kita yang sebenarnya agar juga tidak menyimpang dari aturan yang ada dan tidak memberikan pengaruh-pengaruh negatif terhadap para penontonya.

Meskipun film Barat atau Asia telah membudaya, namun siswa SMAN 1 Maros sepakat bahwa cara terbaik untuk menurunkan minat terhadap film Barat atau Asia adalah dengan meningkatkan kualitas film buatan Indonesia. Sehingga, bukan hanya minat siswa tehadap film asing menjadi turun, tetapi dengan meningkatkan kualitas film Indonesia sekiranya juga dapat banyak menarik banyak peminat yang dapat melebihi besarnya peminat film Barat atau Asia. Sehingga, film Indonesia dapat kembali memegang kendali atas pefilman di Negara sendiri. Cara lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan minat terhadap film asing adalah dengan melarang penayangan film Barat atau Asia, atau menambah jam tayang film buatan Indonesia. Meskipun demikian, tetaplah yang dibutuhkan dalam mengukur suatu kesuksesan dalam hasil produk seperti perfilman adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya.

Di sisi lain, kepopuleran film Barat atau Asia membawa pengaruh terhadap mata pelajaran siswa-siswi SMAN 1 Maros. Siswa bisa saja menjadi terpengaruh dengan adanya film Barat atau Asia, apakah akan menurunkan atau bahkan meningkatkan prestasi belajar mereka. Untungnya,  sebagian besar siswa SMAN 1 Maros menjadikan tontonan asing tersebut sebagai sarana pembelajaran alternatif bagi mereka. Film Barat misalnya, yang sangat sering meeka tonton. Melalui film tersebut , siswa mejadi banyak menguaai kosa kata dalam bahasa Inggris terutama bagi siswa yang sangat malas membaca dan membuka buku. Maka, sebenarnya tontonan asing juga turut dapat dijadikan sebagai sarana alternatif pembelajaran bagi siswa asalkan siswa mampu mengadakan penyaringan dan memilah-milah anaara film yang benar-benar dan bermanfaat bagi mereka untuk ditonton dengan film yang tidak layak untuk mereka tonton. Olehnya, film Barat atau Asia memiliki pengaruh yang paling banyak terhadap mata pelajaran siswa dibandingkan dengan film Indonesia. Satu hal yang turut mempengaruhi siswa dalam menonton film Barat atau Asia adalah keberadaan orang tua yang selalu mengawasi dan memperingati anak-anak mereka agar tidak menjadi terpengaruh , baik dalam pola pikir mereka, maupun sikap mereka. Terutama, dalam zaman modern seperti sekarang ini yang menuntut ssetiap oarang untuk selalu hidup dengan prinsip ala Barat yang sebenarnya akan merugikan dan pada akhirnya akan kembali pada diri kita sendiri.


 BAB VI
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah kami lakukan, kami menarik kesimpulan bahwa :
a.       Siswa –siswi SMAN 1 Maros memiliki minat terhadap film Indonesia dan film Barat atau Asia.

b.      Manfaat yang dapat diperoleh siswa-siswi SMAN 1 Maros dari tayangan film Indonesia , dengan film Barat atau Asia antara lain : menambah wawasan siswa-siswi, khususnya terhadap film Barat dimana menambah kosa-kata bahasa Inggris bagi siswa khususnya serta menambah wawasan pengetahuan umum mereka sehingga semakin luas, selain itu manfaat penting yang dapat diperoleh siswa, adalah siswa dapat menghibur diri, serta mengisi kekosongan waktu yang mereka miliki.

c.       Cara untuk menurunkan minat siswa-siswi SMAN 1 Maros terhadap film Barat atau Asia adalah dengan meningkatkan kualitas film buatan Indonesia. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, dalam arti bahwa cara untuk meningkatkan minat siswa-siswi SMAN 1 Maros terhadap film Indonesia adalah juga dengan meningkatkan kualitas film buatan Indonesia.

d.      Pengaruh film Barat atau Asia terhadap mata pelajaran siswa adalah meningkatkan minat belajar mereka.




5.2. Saran
Berpijak dari hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka saran-saran yang dapat kami berikan, yakni       :
1.      Sebaiknya siswa-siswi SMAN 1 Maros dapat lebih meningkatkan rasa cinta dan bangganya terhadap film-film buatan Indonesia. Meskipun kita masih tertinggal jauh dari apa yang kita harapkan, namun kita masih memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang belum sempat kita gali dan kita tonjolkan. Sebagai siswa, khususnya siswa SMAN 1 Maros , kita harus selalu berfikir secara intelek dan memandang segala sesuatu secara potensial dan dapat kita manfaatkan secara positif, bahkan untuk ukuran sebuah film sekalipun. Olehnya, kita harus selalu memberikan saran-saran yang membangun demi perbaikan kualitas film Indonesia kedepannya.
2.      Sebaiknya kualitas film buatan Indonesia dapat lebih ditingkatkan lagi dengan menonjolkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, khususnya terhadap aspek budaya , sehingga film tersebut tidak diciptakan hanya sebatas untuk kepentingan ekonomi semata, tetapi juga dapat dijadikan sebagai ajang mempromosikan budaya.
3.      Sebaiknya, siswa-siswi SMAN 1 Maros dapat menonton film dengan memperhatikan manfaat-manfaat yang akan diperoleh sebelum dan sesudahnya. Sehingga, tidak hanya sebatas terhibur, tetapi kita juga dapat lebih mengetahui mengenai sesuatu hal, misalnya tayangan-tayangan berita maupun hal-hal yang berbau pendidikan.
4.      Sebaiknya, para orang tua dapat lebih memperhatikan  anaknya ketika menonton televisi agar sang anak tidak menjadi terpengaruh dengan film-film yang ada di layar kaca , khususnya film-film  asing yang dapat mempengaruhi pola pikir anak mereka .



Lampiran
ANGKET
1.      Apakah anda mengenal film Barat atau Asia ?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Kurang Tahu

2.      Manakah jenis film yang paling Anda sukai ?
a.       Film Indonesia
b.      Film Barat atau Asia

3.      Apakah manfaat penting yang dapat Anda peroleh dari menonton film Indonesia , serta film Barat atau Asia ?
a.       Menambah wawasan
b.      Sebagai sarana untuk refreshing
c.       Untuk mengisi waktu

4.      Menurut Anda, orang lebih memilih film Barat atau Asia karena.....
a.       Pemerannya
b.      Alurnya yang menantang
c.       Settingnya yang unik dan menarik
d.      A, b, dan c benar

5.      Berapa persenkah minat Anda untuk mau menonton film Indonesia ?
a.       30 %
b.      50 %
c.       75 %
d.      100 %

6.      Menonton film Barat atau Asia membuat Anda menjadi ketagihan, setujukah Anda dengan pendapat itu ?

a.       Ya
b.      Tidak

7.      Menurut Anda, bagaimana cara menurunkan minat terhadap film Barat atau Asia ?
a.       Meningkatkan kualitas film Indonesia
b.      Melarang penayangan film-film Barat atau Asia
c.       Menambah jam tayang film-film buatan Indonesia

8.      Bagaimanakah pengaruh film Barat atau Asia terhadap mata pelajaran Anda ?
a.       Meningkatkan minat belajar
b.      Menurunkan minat belajar

9.      Menurut Anda, manakah yang memiliki pengaruh yang paling banyak terhadap mata pelajaran siswa ?
a.       Film Barat atau Asia
b.      Film Indonesia

10.  Apakah orang tua juga berperan penting dalam mempengaruhi Anda menonton film Barat atau Asia ?
a.       Ya
b.      Tidak





DAFTAR PUSTAKA
Marahimin, Ismail. 1994. Menulis secara populer. Jakarta : Pustaka Jaya.
Suryanto, Alex, dkk. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia.Jakarta : Erlangga.
Indriaty, Etty. 2003. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Mafrukhi,dkk. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
http://www.google.co.id/ Fwindykm.wordpress.compremanisme-dalam-diri-pelajar



Biografi Penulis
v  Fadilah Madjid
Fadilah Madjid, lahir di Maros , 11 Desember 1994 . Bertempat tinggal di Jln. Dr. Ratulangi No. 54 B. Penulis memulai pendidikannya di SD. 22 Bontokapetta (2000-2006) kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 2 Maros (2006-2009) dan SMA Negerti 1 Maros. Penulis bercita-cita menjadi orang yang berguna terkhusus bagi keluarganya serta menjadi seorang akuntan profesional. Selain itu, penulis mempunyai hoby membaca dan aktif dalam berbagai organisasi seperti : MSC (Mathematic society Club ), GSF ( Geografi ) , dan CIA (Cinta Ilmu Akuntansi ).
v  Sri Wahyuni

Sri Wahyuni, lahir di Maros, 11 Oktober 1993. Bertempat tinggal di Talamangape 52. Penulis memulai pendidikannya di SD.  13 Talamangape (2000-2006) kemudian melanjutkan di SMP Negeri 2 Maros (2006-2009) dan SMA Negeri 1 Maros. Penulis bercita-cita menjadi pengusaha / akuntan. Selain itu, penulis mempunyai hoby mendengar musik dan aktif dalam kegiatan tarbiah.