Powered By Blogger

Sabtu, 09 Agustus 2014

Beauty and The Beast..

 
 Pagi menjelang. Adik- adikku tersayang sejak 15 menit lalu bahkan telah stand by seperti biasa di depan kotak magic persegi empat 17 inci yang menampilkan pemandangan warna-warni dari kisah cinta penuh doktrin, ilusi dan tipu daya berjudul Beauty and The Beast. sungguh sempurna. Ketika Disneyland menyuguhkan adegan panjang penuh musik, gaun dan pesta dansa antara si cantik dan buruk rupa, disinilah aku. Menatap datar kedua adik perempuanku dengan wajah mereka yang tercengang penuh pesona seolah hal-hal seperti itu nyata. 
 
Aku mencoba berpikir keras dan memahami cerita di balik gambar yang ada. Si cantik  muda yang hidup sederhana, periang, cerdas dan dicintai banyak orang adalah kembang desa di tempat tinggalnya. Kemudian di belahan lain desa, seorang pangeran dengan watak bertentangan dengan si cantik,  hidup mewah melimpah dengan berbagai kekuasaan dan kekuatan bertengger manis di sekelilingnya hingga keburukan sikapnya menjadikan dirinya diberikan kutukan oleh sang penyihir hingga seluruh isi istana pun terkena imbasnya. 
 
Lalu mengapaaa???   mengapa sang pangeran diberi kutukan menjadi seekor binatang buas yang buruk rupa sementara para pelayannya berubah menjadi benda-benda mati yang dalam kasus ini mereka dapat berbicara seolah-olah mereka benda hidup? mengapa mereka juga tidak berubah menjadi binatang saja? mengapa anjing peliharaan istana yang pada dasarnya sudah binatang, juga berubah menjadi benda mati yang hidup? Binatang adalah makhluk rendah. Akan tetapi, binatang yang berubah menjadi benda mati di kategorikan apa? apakah dikategorikan makhluk hina? entahlah -___-"?

Annisa, adik terkecilku menoleh dan bertanya padaku dengan mata yang berbinar penuh harap. Dan aku tahu satu hal! aku tidak akan mampu menghindari pertanyaan  ini. 
"Kakak, apakah suatu hari nanti aku bisa bertemu pangeran, menikah dan hidup bahagia di istana seperti Belle?"
Aku cengo. Melongo dengan kebingungan yang luar biasa menghantam keras isi otakku untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini. Aku benar- benar harus memberitahu Ibuku setelah ini bahwa Disney adalah sebuah omong kosong. meyakinkannya bahwa anak- anak tidak akan menjadi dewasa dan bangun dari mimpinya  untuk mengejar cita-cita yang realistis dibanding hanya duduk membayangkan mimpi-mimpi hidup dengan pangeran tampan. 

Aku tersentak, menyadari mata bulat besar itu masih menatapku berharap untuk segera memberi jawaban. Apa-apaan ini! aku tidak mungkin lebih membohonginya lagi dengan mengatakan dukungan untuk semua cerita omong kosong itu. Tapi aku juga tidak bisa merusak imajinasinya yang sedang berkembang itu karena aku yakin imajinasi adalah awal dari jiwa kreatif setiap orang. Oh ayolah! Aku harus menjawab apa??
"Well, mungkin kau harus mencoba mencari cita-cita lain dibanding menjadi seorang putri karena kau tak pandai berdansa.."
"Benarkah? Ibu berkata aku bisa mempelajarinya karena itu tidak sulit melakukannya  jika kita memiliki kemauan belajar yang keras.." dan Skak!! jawaban macam apa itu? apakah aku baru saja mendengar sesuatu keluar dari bibir kecil anak usia lima tahun? Dan apa pula itu! Oh Ibu! terima kasih. Nasihat bijakmu sungguh memberi kontribusi besar terhadap penderitaanku.

"hmmm.. mari kita lihat. mungkin kau bisa menanyakannya kepada Ibu dan kita bisa mencari cita-cita lain yang lebih bagus untukmu dan bahkan mungkin bisa memberikan banyak uang untukmu dibanding hanya menikahi seorang pangeran buruk rupa meskipun dia sangat kaya raya.."
 
Dia berteriak. Meneriakkan kata Ibu dan bertanya.. "Ibu, apakah suatu hari nanti aku bisa bertemu pangeran, menikah dan hidup bahagia di istana seperti Belle?" Ibu mencondongkan setengah badannya dan tersenyum simpul kepada adikku sambil berkata "Tentu sayang!! jadilah apapun yang kau inginkan.. :) ".. 

Well, sudah cukup!! aku keluar dari semua omong kosong ini !Aku mengambil beberapa langkah  dan beberapa waktu lagi untuk mengistirahatkan diriku di ranjang kamar. Berpikir sejenak sebelum berlalu ke kamar mandi. "huhh.. mungkin aku harus membiarkan semua ini berjalan apa adnya saja.."
 
Dan begitulah sunday morningku berawal oleh sebuah Beauty and The Beast..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar