Powered By Blogger

Sabtu, 09 Agustus 2014

Aku dan Malam Dangdutan -___-"!

 
Sembilan Agustus Dua Ribu Empat Belas, tepat pukul sepuluh malam, tetangga yang berada strategis di sebelah kiri rumahku mendentumkan musik dangdut yang terdengar tak jelas di telingaku. tettedet, tettedut, tettedet, tettedut.. suling, gendang, keyboard, saling berganti dan beradu dengan suara parau sang vokalis yang samar-samar terdengar ditelingaku, tertutupi oleh musiknya yang berdentang keras memukul gendang telingaku. Bulan tidak muncul, sesaat kupikir "bahkan bulanpun tertekan oleh dangdutan tengah malam mereka". ohh tetanggaku yang manis!! tidakkah muncul sedikit nurani dalam hatimu untuk memberi beberapa jam lebih bagi kami yang kelelahan ini? bahkan setelah sembilan jam lima belas menit waktu yang kami habiskan di luar rumah demi sesuap nasi dan kami bahkan tak mampu beristirahat di rumah kami yang sederhana ini? ohh!! demi Tuhan!! betapa teganya dirimu dan dangdutanmu!!

Sesaat musik padam. pun tak ada selinting cetusan suara. hanya kedip-kedip hujan yang tersembunyi dan pergolakan jangkrik yang tiba-tiba menghentikan dentuman, dan Me Voila!!!, kamipun beralih ke dunia yang.. tenang. sejenak, tetanggaku, sejenak--- diamlah, O hatiku lengang, musik senyap dan akupun turun mau istirahat dalam buai mimpi, bahkan diam dan pelan terdengar gerimis turun dari langit pekat. ohh!! manisnya ..

Tujuh menit empat puluh sembilan detik waktu yang kubutuhkan sebelum dentuman berskala richter mengguncang mimpiku hingga sesaat kukira terjadi tsunami. DDTUT, TTETTEDET, TTETTEDUT, kembali, mereka kembali. kemana perginya suara jangkrik yang mewakili malam tenangku? kemana perginya gerimis yang beberapa saat lalu terdengar ditelingaku? mengapa daun telingaku hanya menangkap suara-suara perusak gendang telinga yang terus berdentung menyerang telingaku bertubi-tubi laksana sebuah teror mengerikan? mengapa ini terjadi? oh ya Allah!! aku butuh istirahat. kami butuh istirahat. benar-benar butuh!!

Bantal, sumpal telinga, headset bahkan apapun yang kulakukan dengan benda-benda itu tak mampu menghalaunya. suara-suara itu benar-benar keterlaluan. mereka, tetanggaku dan selera dangdutnya butuh direhabilitasi. pupuslah angan-anganku akan istirahat yang menyenangkan. lenyap bagai tipuan manis bagiku. kali ini mereka memutar lagu yang kurasa cukup populer minggu ini karena lagu ini bahkan terdengar setiap hari hampir dua minggu ini saat aku menaiki angkutan umum ke kampusku. Meski begitu, ini sangat berdentum, mengoyak setiap sendi dan otot dalam jantungku jika ada. Bravo tetanggaku yang manis!! caramu merusak malamku benar-benar berhasil sadar atau tanpa kausadari. 

Pukul dua belas tiga puluh tiga menit musik berhenti. harapan baru muncul dalam hatiku. berharap ini bukan sekadar khayalan atau emosi sesaat yang mengaburkan kesadaranku. atau mungkin gendang telingaku sudah benar-benar terganggu sehingga tak bisa mendengar apapun? entahlah, kuharap bukan alasan yang terakhir. tapi, ini nyata. setelah menunggu sepuluh menit mendebarkan di malam panjangku akhirnya sang manis menunjukkan nuraninya membiarkanku bertegur sapa dengan kebahagiaanku saat ini; kasur dan bantal. sang jangkrik kembali, gerimis pelan menyapa indera pendengarku menghantarkanku kembali ke rinai mimpi yang sempat tertunda. terima kasih ya Allah!! penderitaan untuk malam ini telah berakhir.. selamat tidur dan jangan lupa berdoa..

Terlambat bangun dan tebaklah hal pertama yang kutemui di pagi yang mungkin tak akan lebih buruk lagi dari ini. lagu dangdut itu menjadi pengantar saat setiap kelopak mataku mengayun untuk membuka di detik- detik waktu yang silih berganti dengan lirik ; "cintai aku karena Allah, sayangi aku karena Allah,.. " bukan lagu pop, nasyid ataupun tausiah islami, DANGDUT!! dipagi hari, lagi!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar