Powered By Blogger

Senin, 18 Maret 2013

Pembentukan dan Perluasan Kalimat



A. Pengertian Kalimat

Kalimat sebagai satuan bahasa yang lebih besar dari pada kata atau frasa merupakan rangkaian kata yang menyatakan pikiran tertentu yang secara relatif dapat berdiri sendiri, dan intonasinya menunjukkan batas antara sesamanya. Dalam bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasa ditulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru atau tanda tanya. Setiap kalimat yang muncul dalam tulisan atau pembicaraan masing-masing menyatakan pikiran yang terbatas, tetapi tetap utuh baik secara tersurat maupun secara tersirat. Pikiran yang utuh pada setiap kalimat diungkapkan pada dua bagian,yaitu subjek dan predikat. Subjek yang menjadi pokok dalam kalimat dijelaskan maknanya oleh predikat.
Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, atau klausa .Jika disusun berdasarkan pengertian di atas, unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada yang tidak dapat dihilangkan, ada pula bagian yang dapat dihilangkan. Bagian yang tidak dapat dihilangkan itu disebut inti kalimat, sedang bagian yang dapat dihilangkan bukan inti kalimat. Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar, dan bagian bukan inti dapat membentuk kalimat luas.

Contoh 1:
    Buku ini baru terbit.
    Isinya sungguh bagus!
    Di mana buku ini dapat dibeli?


Contoh 2:
    Menulis ilmiah itu mudah.
     Kemudahan menulis dapat dirasakan oleh setiap orang yang mempelajarinya secara serius
    Kemudahan menulis itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal, yaitu: menentukan ide, mengorganisasi ide, dan mengekspresikan ide tersebut dengan kalimat efektif sehingga menjadi sebuah karangan yang utuh.

Paragraf tersebut terdiri atas tiga buah kalimat, yakni:

Kalimat (1)
berupa kalimat dasar terdiri atas dua bagian kalimat inti, yakni: /Menulis ilmiah itu/ mudah/.

Kalimat (2)
berupa kalimat luas terdiri atas dua bagian inti dan satu bagian bukan inti: /Kemudahan menulis/ dapat dirasakan/ oleh setiap orang yang mempelajarinya secara serius/.

Kalimat (3)
berupa kalimat luas terdiri atas bagian inti dan dua bukan bagian inti: /Kemudahan menulis itu dapat dikelompokkan/ ke dalam tiga hal/ yaitu menentukan ide, mengorganisasi ide, dan mengekspresikan ide  tersebut menjadi sebuah karangan yang lengkap/.

Contoh tersebut menunjukkan bahwa kalimat pertama berupa kalimat dasar,sedangkan kalimat kedua dan ketiga berupa kalimat luas.

Ciri-ciri kalimat :
(1)    Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawal dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik, tandatanya, atau tanda seru.
(2)    Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat
(3)    Predikat transitif disertai objek, predikat intransitif dapat disertai pelengkap.
(4)     Mengandung pikiran yang utuh.
(5)     Menggunakan urutan logis; setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya
(6)    Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
(7)     Dalam paragraf terdiri dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan pikiran yang saling berhubungan, hubungan dijalin dengan konjungsi, pronominalatau kata ganti, repetisi, atau struktur sejajar.

B. Bagian-bagian Kalimat
Kata atau kelompok kata yang dipakai membentuk kalimat menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam struktur kalimat. Sebagai unsur yang terintegrasi kedalamstruktur, kata-kata tersebut merupakan unsur kalimat.
Bagian inti yang harus ada pada kalimat adalah subjek (S) dan predikat (P).Bagian inti kalimat adalah bagian yang tak dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. Subjek kalimat berfungsi sebagai inti pembicaraan, sedangkan predikat berfungsi sebagai penjelasan terhadap subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek (O) atau pelengkap (Pel) dan keterangan (K).

1.     Subjek dan Predikat
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).
Setiap kalimat sebagai bentuk pernyataan pikiran mempunyai subjek dan predikat, baik yang dinyatakan secara tersurat maupun yang dinyatakan secara tersirat. Subjek sebagai inti pembicaraan menyatakan pikiran jika dijelaskan oleh predikat. Hubungan antara subjek dan predikat dalam kalimat turut menentukan isi pikiran yang dimaksud. Kata-kata yang digaris bawahi pada contoh berikut berfungsi sebagai subjek (S) dan predikat (P).

Contoh :
Perusahaannya / makin berkembang / akhir-akhir ini.
S         P

Isi pikiran yang terdapat pada kalimat tercermin pada hubungan antara subjek dan predikat. Tanpa adanya subjek, pokok pembicaraan dalam setiap kalimat menjadi tidak jelas. Sebaliknya, tanpa adanya predikat, keadaan subjek atau situasi yang meliputi subjek tidak jelas.


2.    Objek, Pelengkap dan Keterangan

Objek dan keterangan adalah dua bagian kalimat yang sering muncul dalamkalimat untuk melengkapi predikat. Hubungan antara objek (O) dan predikat (P)ternyata lebih erat daripada hubungan antara keterangan (K) dan predikat.

Contoh:
    Ia / membaca / buku itu / beberapa  kali.
S     P              O              K

     Saya / mengunjungi / orang tuanya / di desa itu.
      S                       P                                             O                                   K

Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi,mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat.Ciri-ciri pelengkap :
•    Bukan unsur utama, tetapi tanda pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap informasinya,
•    Terletak di belakang predikat yang bukan kata transitif, misalnya:
o    Melengkapi struktur, misalnya:
Negara Republik Indonesia / berdasarkan / Pancasila
                      S                               P               pel.

o    Mengkhususkan makna objek, misalnya:
Ibu / membawakan / saya / oleh-oleh
 S         P                     O         pel.
Keterangan yang menyertai predikat kalimat bervariasi sesuai dengan fungsinya untuk melengkapi predikat. Hubungan yang agak longgar antara keterangan dalam struktur dan predikat memungkinkan penempatan keterangan dalam struktur kalimat. Jenis-jenis keterangan yang bermacam-macam itu dapat dilihat pada contoh berikut.
    Ia berdiri / di tempat itu / sejak tadi.
                K(tempat)
    Ujian berlangsung / selama dua jam. /
                                                           K(waktu)
    Anak itu lulus ujian / karena rajin belajar. /
                                                     K(sebab)
    Orang itu terlalu sibuk bekerja / sehingga jatuh sakit. /
      K(akibat)
    Saya melempar anjing itu /dengan batu. /
           K(alat)
    Pemerintah melaksanakan pembangunan / untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat. /
    K(tujuan)
    Semua anggota keluarga hadir / kecuali dia. /
K(pembatasan)
    Orang itu berjalan / cukup berat. /
                              K(keadaan)
    Meskipun hari hujan / anak itu pergi juga ke sekolah. /
   K(perlawananan)
    Saya bersedia datang / asal diundang. /
                                     K(syarat)

     Giginya putih / bagai mutiara. /
K(perbandingan)
    Mereka / tentu / datang menemuimu.
         K(modalitas)*

    Ibu / bersama tamunya / menyaksikan peristiwa itu.
               K(sertaan)
*keterangan modalitas menyatakan sikap atau sarana pembicara/penulis terhadap hal yang dibicarakan, yang meliputi keadaan, peristiwa, tindakan, atausifatnya (mungkin, boleh, barangkali, dan sebagainya)

C. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya menyatakan satu pokok pembicaraan,yang dinyatakan pada subjek (S) kalimat. Penjelasan subjek tersebut dinyatakan pada predikat (P). Jika predikat kalimat menggunakan kata kerja transitif, kalimat tersebut dilengakapi dengan objek tertentu. Bagian lain yang berfungsi memberikan penjelasan tambahan terhadap predikat kalimat adalah keterangan. Pola umum kalimat tunggal tersebut juga sederhana, yaitu S/P, S/P/O, S/P/O/K yang dapat diubah menjadi variasit ertentu melalui pertukaran bagian-bagiannya.

Contoh :
    Usahanya / berhasil (S/P)
      S                P
    Mereka / sedang mendiskusikan / tugas kelompok. (S/P/O)
      S                 P                            O
    Kami / menjuluki / dia / sang Penyelamat. (S/P/Pel)
    S              P                         Pel.
     Para kepala Negara Asean / sedang berdiskusi / di Bali. (S/P/K)
                       S                                P               K
     Kami / memanfaatkan / peluang itu / dengan baik. (S/P/O/K)
     S                     P                           O             K
Kepaduan hubungan bagian-bagian kalimat akan memperjelas kalimat sebagai pernyataan pikiran. Isi pikiran yang dinyatakan pada setiap kalimat dapat berupaberita (kalimat berita), pertanyaan (kalimat tanya), perintah atau larangan (kalimat perintah), dan seruan (kalimat seru). Jenis kalimat yang biasa dipakai dalam penyusunan karya ilmiah adalah kalimat berita yang menyatakan suatu peristiwa atau keadaan. Isinya bersifat pernyataan (deklarasi) sehingga dapat dinilai benar atau salah.
Contoh:
    Kegiatan penelitian yang menunjang pengembangan ilmu dan teknilogi perlu mendapat perhatian yang lebih besar. (kalimat berita)
    Di mana kepentingan kita diletakkan?  (kalimat tanya)
    Kerjakanlah tugas itu dengan cermat ! (kalimat perintah)
    Alangkah mulianya hati orang itu ! (kalimat seru)

Dalam kalimat majemuk, bagian kalimat tunggal yang sama umumnya cukup dinyataan satu kali (pelepasan bagian kalimat).


Contoh:

   
    Ia tetap menekuni pekerjaan itu.    tetapi ia tetap menekuni pekerjaan itu untuk melaksanakan
    Ia harus melaksanakan        kewajibannyamenghidupi keluarga   
kewajibannya menghidupi keluarga

Meskipun penghasilannya relative kecil, ia tetap menekuni pekerjaanitu untuk melaksanakan kewajiban menghidupi keluarga
   

D. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan menyatakan peritiwa-peristiwa yang terjadi selama berturut-turut atau dalam waktu yang bersamaan. Hubungan koordinatif antara bagian kalimat yang satu dan yang lain yang setara itu akan terlihat pada penggunaan kata sambung (kata penghubung) sebagai koordinator dalam struktur kalimat majemuk. Penggabungan kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara dapat menunjukkan hubungan gabungan, bertentangan, pilihan, dan urutan,   

    Hubungan setara gabungan dengan menggunakan kata sambung dan, serta.
Contoh: Dosen menerangkan kalimat majemuk dan mahasiswa mendengarkan dengancermat.
    Hubungan yang bertentangan (berlawanan) dengan menggunakan kata sambung tetapi, melainkan, dan sedangkan.
Contoh: Tingkah lakunya yang buruk itu tidak saja merugikan dirinya, tetapi juga merugikan keluarganya.
    Hubungan yang menyatakan plihan dengan menggunakan kata sambung atau.
Contoh: Kita menyelesaikan pekerjaan itu dengan segara atau menyerahkan kepadaorang lain.
    Hubungan urutan dengan menggunakan kata sambung lalu, kemudian.
Contoh:  ia pulang lalu pergi menjenguk anaknya.

E. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari sebuah kalimat tunggal yang salah satu bagiannya mengalami perluasan atau penggantian dengan kalimat lain.
Hubungan bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat yang lain dalam suatu struktur kalimat majemuk tidak sama atau bertingkat. Bagian lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat (klausa utama), sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat (klausa sematan).
Hubungan antara induk dan anak kalimatnya bersifat subordinatif. Penggunaankata sambung tertentu sebagai subordinator dalam perluasan kalimat tunggal menentukan hubungan induk kalimat dengan anak kalimatnya
Contoh :


Ia datang di rumah kemarin        ia datang di rumah ketika kami sedang merayakan hari ulang tahun
S        P                    K                  K(waktu)    adikku.(Kemarin mengalami perluasan pergantian)

    Perluasan kalimat melalui hubungan waktu dengan menggunakan kata sambung ketika, setelah, sewaktu, selama, sementara.
Contoh:  ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh pinjaman modaldari bank.
    Perluasan kalimat melalui hubungan syarat dengan menggunakan kata sambung jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila, manakala.
Contoh : Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima sebagai pegawai dikantor itu.
Saya akan bekerja dengan
  tekun………………….. bila            = induk kalimat
  berhasil diterima sebagaipegawai di       
              kantor itu…………..                = anak kalimat(pengganti keterangansyarat)

    Perluasan kalimat melalui hubungan pengandaian dengan menggunakan katasambung seandainya dan sekiranya.
Contoh:
 Seandainya usul-usul yang diajukannya itu diterima oleh pengurus, tentuprogram kerja organisasi bisa terlaksana dengan baik.
   Seandainya usul-usul yang        = anak kalimat (pengganti keteranganpengandaian)
   diajukannya itu diterima oleh
  pengurus………….
    Perluasan kalimat melalui tujuan dengan menggunakan kata sambung agar dan supaya.
Contoh :
Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat mencapai indeksprestasi yang tinggi.
Engkau harus belajar dengan
sungguh-sungguh……………        = induk kalimat
  agar dapat mencapai indeks
  prestasi yang tinggi…………         = anak kalimat(pengganti keterangantujuan)
    Perluasan kalimat melalui hubungan perlawanan (konsesif) dengan menggunakan kata sambung meskipun, walaupun, sungguhpun, dan biarpun.
Contoh: Meskipun hari hujan, anak itu pergi juga ke sekolah
Meskipun hari
hujan…………………….         = anak kalimat(pengganti keteranganberlawanan)
anak itu pergi juga ke
sekolah………..            = induk kalimat
    Perluasan kalimat melalui hubungan kemiripan atau perbandingan dengan menggunakan kata sambung seperti, laksana, dan sebagaimana.
Contoh :Wajah gadis itu cantik dan menawan laksana bulan purnama
Wajah gadis itu cantik dan
menawan……………………        = induk kalimat
laksana bulan purnama……        = anak kalimat (penggantiketeranganperbandingan)
    Perluasan kalimat melalui hubungan sebab dengan menggunakan kata sambung sebab dan karena
Contoh:Pekerja itu tidak dapat merampungkan pekerjaannya sebab seminggu ia sakit.
Pekerjaan itu tidak dapat merampungkan
pekerjaannya………sebab            = induk kalimat   
seminggu ia sakit………..            = anak kalimat(pengganti keterangansebab)

    Perluasan kalimat melalui hubungan akibat dengan menggunakan kata sambung hingga, sehingga, sampai.
Contoh: Ayah bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit
Ayah bekerja terlalu
keras…………….. sehingga            = induk kalimat
jatuhsakit……………             = anak kalimat (penggantiketerangan akibat
    Perluasan kalimat melalui hubungan penjelasan atau penegasan dengan menggunakan kata sambung bahwa.
Contoh: Ia baru sadar bahwa pendidikan itu sangat penting bagi masa depan anak-anakna
Ia baru
sadar……………bahwa             = induk kalimat
pendidikan itu sangat penting
bagi masa depan anak-
anaknya……..                = anak kalimat (penggantiketerangan penegasan)
    Perluasan kalimat melalui hubungan cara atau alat dengan menggunakan kata sambung dengan.
Contoh:Polisi menyelidiki peristiwa kejahatan tersebut dengan menyamar sebagaiburuh pabrik.
Polisi menyelidiki peristiwa
kejahatan…….……. dengan        = Induk kalimat
     menyamar sebagai buruh
pabrik…………             = anak kalimat (penggantiketerangan cara)













Tidak ada komentar:

Posting Komentar