Menerjang teriknya mentari diujung pagi
Membimbing kaki ini melangkahkan nurani
Meskipun telapaknya perih kadang tertusuk duri
Namun Nurani tak akan pernah mati
Melayang selendang pencari rizki
Tangannya gemulai mengayun jemari
Diiringi gamelan tua ajak tuk menari
Dengan wanita tua yang setia bernyanyi
Dari jauh..... Berjalan payah paruh baya
Dengan Pakaian coklat lusuh penuh noda
Dengan pasrah sandarkan diri diujung senja
Lalu Beranjak Pelan menuju do’a
Dia lepaskan pakaian lusuhnya dan segera berganti
Dengan Pakaian putih bersih nan suci
Walaupun bukan nampak oleh mata
Namun selalu nampak suci dalam jiwa
Dengan senang gembira dia menuju surau
Wajahnya tenang laksana tanpa beban
Dengan senyum sumringah haturkan salam
Seorang paruh baya hamba Tuhan
Membimbing kaki ini melangkahkan nurani
Meskipun telapaknya perih kadang tertusuk duri
Namun Nurani tak akan pernah mati
Melayang selendang pencari rizki
Tangannya gemulai mengayun jemari
Diiringi gamelan tua ajak tuk menari
Dengan wanita tua yang setia bernyanyi
Dari jauh..... Berjalan payah paruh baya
Dengan Pakaian coklat lusuh penuh noda
Dengan pasrah sandarkan diri diujung senja
Lalu Beranjak Pelan menuju do’a
Dia lepaskan pakaian lusuhnya dan segera berganti
Dengan Pakaian putih bersih nan suci
Walaupun bukan nampak oleh mata
Namun selalu nampak suci dalam jiwa
Dengan senang gembira dia menuju surau
Wajahnya tenang laksana tanpa beban
Dengan senyum sumringah haturkan salam
Seorang paruh baya hamba Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar